Tentukan akun yang terlibat: Setelah mengidentifikasi transaksi, langkah selanjutnya adalah menentukan akun-akun yang terlibat dalam transaksi tersebut. Misalnya, jika transaksi adalah penjualan barang, akun yang terlibat adalah akun penjualan dan akun persediaan barang dagang.


Setelah mengidentifikasi transaksi dalam sebuah bisnis, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan akun-akun yang terlibat dalam transaksi tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa catatan keuangan yang dibuat akurat dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Sebagai contoh, jika transaksi yang terjadi adalah penjualan barang, maka akun yang terlibat dalam transaksi tersebut adalah akun penjualan dan akun persediaan barang dagang. Akun penjualan digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang, sedangkan akun persediaan barang dagang digunakan untuk mencatat nilai persediaan barang yang terjual.

Selain itu, dalam menentukan akun yang terlibat dalam suatu transaksi, penting juga untuk memperhatikan jenis transaksi yang dilakukan. Misalnya, jika transaksi yang terjadi adalah pembelian peralatan kantor, maka akun yang terlibat adalah akun peralatan kantor dan akun hutang usaha.

Dengan menentukan akun yang terlibat dalam setiap transaksi, maka proses pencatatan dan pelaporan keuangan akan menjadi lebih terstruktur dan akurat. Hal ini akan memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi keuangan yang tersedia.

Dalam melakukan penentuan akun yang terlibat dalam transaksi, sebaiknya mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan acuan utama dalam menyusun laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.

Dengan demikian, menentukan akun yang terlibat dalam transaksi merupakan langkah penting dalam proses pencatatan keuangan suatu bisnis. Dengan melakukan proses ini dengan baik, maka dapat dihasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya untuk mendukung pengambilan keputusan dalam menjalankan bisnis.

Referensi:

1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

2. Weygandt, Jerry J., et al. (2013). Accounting Principles. John Wiley & Sons.